1. Candi Singosari
Candi ini berlokasi di Kecamatan Singosari,Kabupaten Malang dan
terletak pada lembah di antara Pegunungan Tengger dan Gunung Arjuna.
Berdasarkan penyebutannya pada Kitab Negarakertagama serta Prasasti Gajah Mada
yang bertanggal 1351 M di halaman komplek candi, candi ini merupakan tempat
"pendharmaan" bagi raja Singasari terakhir, Sang Kertanegara, yang
mangkat(meninggal) pada tahun 1292 akibat istana diserang tentara Gelang-gelang
yang dipimpin oleh Jayakatwang. Kuat dugaan, candi ini tidak pernah selesai
dibangun.
2. Candi Jago
Arsitektur Candi Jago disusun seperti teras punden berundak. Candi
ini cukup unik, karena bagian atasnya hanya tersisa sebagian dan menurut cerita
setempat karena tersambar petir. Relief-relief Kunjarakarna dan Pancatantra
dapat ditemui di candi ini. Sengan keseluruhan bangunan candi ini tersusun atas
bahan batu andesit.
3. Candi Sumberawan
Candi Sumberawan merupakan satu-satunya stupa yang ditemukan di
Jawa Timur. Dengan jarak sekitar 6 km dari Candi Singosari, Candi ini merupakan
peninggalan Kerajaan Singasari dan digunakan oleh umat Buddha pada masa itu.
Pemandangan di sekitar candi ini sangat indah karena terletak di dekat sebuah
telaga yang sangat bening airnya. Keadaan inilah yang memberi nama Candi Rawan.
4. Arca Dwarapala
Arca ini berbentuk Monster dengan ukuran yang sangat besar.
Menurut penjaga situs sejarah ini, arca Dwarapala merupakan pertanda masuk ke
wilayah kotaraja, namun hingga saat ini tidak ditemukan secara pasti dimanan
letak kotaraja Singhasari.
5. Prasasti Manjusri
Prasasti
Manjusri merupakan manuskrip yang dipahatkan pada bagian belakang Arca
Manjusri, bertarikh 1343, pada awalnya ditempatkan di Candi Jago dan sekarang
tersimpan di Museum Nasional Jakarta
6. Prasasti Mula Malurung
Prasasti Mula Malurung adalah piagam pengesahan penganugrahan desa
Mula dan desa Malurung untuk tokoh bernama Pranaraja. Prasasti ini berupa
lempengan-lempengan tembaga yang diterbitkan Kertanagara pada tahun 1255
sebagai raja muda di Kadiri, atas perintah ayahnya Wisnuwardhana raja
Singhasari.
Kumpulan lempengan Prasasti Mula Malurung ditemukan pada dua waktu
yang berbeda. Sebanyak sepuluh lempeng ditemukan pada tahun 1975 di dekat kota
Kediri, Jawa Timur. Sedangkan pada bulan Mei 2001, kembali ditemukan tiga
lempeng di lapak penjual barang loak, tak jauh dari lokasi penemuan sebelumnya.
Keseluruhan lempeng prasasti saat ini disimpan di Museum Nasional Indonesia,
Jakarta.
7. Prasastri Singosari
Prasasti Singosari, yang bertarikh tahun 1351 M, ditemukan di
Singosari, Kabupaten Malang, Jawa Timur dan sekarang disimpan di Museum Gajah
dan ditulis dengan Aksara Jawa.
Prasasti ini ditulis untuk mengenang pembangunan sebuah caitya
atau candi pemakaman yang dilaksanakan oleh Mahapatih Gajah Mada. Paruh pertama
prasasti ini merupakan pentarikhan tanggal yang sangat terperinci, termasuk
pemaparan letak benda-benda angkasa. Paruh kedua mengemukakan maksud prasasti
ini, yaitu sebagai pariwara pembangunan sebuah caitya.
8. Candi Jawi
Candi ini terletak di pertengahan jalan raya antara Kecamatan Pandaan -
Kecamatan Prigen dan Pringebukan. Candi Jawi banyak dikira sebagai tempat
pemujaan atau tempat peribadatan Buddha, namun sebenarnya merupakan tempat
pedharmaan atau penyimpanan abu dari raja terakhir Singhasari, Kertanegara.
Sebagian dari abu tersebut juga disimpan pada Candi Singhasari. Kedua candi ini
ada hubungannya dengan Candi Jago yang merupakan tempat peribadatan Raja
Kertanegara.
9. Prasasti Wurare
Prasasti Wurare adalah sebuah prasasti yang isinya memperingati penobatan
arca Mahaksobhya di sebuah tempat bernama Wurare (sehingga prasastinya disebut
Prasasti Wurare). Prasasti ditulis dalam bahasa Sansekerta, dan bertarikh 1211
Saka atau 21 November 1289. Arca tersebut sebagai penghormatan dan perlambang
bagi Raja Kertanegara dari kerajaan Singhasari, yang dianggap oleh keturunannya
telah mencapai derajat Jina (Buddha Agung). Sedangkan tulisan prasastinya
ditulis melingkar pada bagian bawahnya.
10. Candi Kidal
Candi Kidal adalah salah satu candi warisan dari kerajaan
Singasari. Candi ini dibangun sebagai bentuk penghormatan atas jasa besar
Anusapati, Raja kedua dari Singhasari, yang memerintah selama 20 tahun (1227 -
1248). Kematian Anusapati dibunuh oleh Panji Tohjaya sebagai bagian dari
perebutan kekuasaan Singhasari, juga diyakini sebagai bagian dari kutukan Mpu
Gandring.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar